Wednesday, November 16, 2016

Prediksi Belanja dan Pendapatan Indonesia Tahun 2017-2050, Teropongan Kemungkinan-Kemungkinan yang Dilalui dan Keperluan Strategi/Kebijakan Dini Kultivasi Bio-based Economy

Yazid Bindar
Teknik Kimia, Teknik Pangan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi, FTI, ITB
yazid@che.itb.ac.id dan http://yazid-bindar.blogspot.co.id






Pendahuluan

Bahan bakar fosil dan mineral telah merubah wajah dunia. Kenyamanan hidup meningkat berlipat-lipat dengan bahan bakar fosil dan mineral. Perekonomian dunia mencapai puncak dengan dukungan bahan-bahan ini. Ekonomi dunia abad 20 ke awal abad 21 ini dengan berbagai macam kemajuan teknologi dihasilkan oleh ke dua jenis bahan tersebut. Tetapi bahan bakar fosil sekarang ini memasuki masa-masa habisnya. Kelangkaan bahan bakar fosil akan menimbulkan permasalahan ekonomi dunia di waktu mendatang. Ketergantungan ekonomi akan bahan bakar fosilnya seperti sulit untuk disapih. Walaupun demikian, fakta tidak dapat dihindari, bahwa era bahan bakar fosil  akan pergi. Wajah ekonomi dunia akan kembali berubah dengan segala keterbatasan.

Transisi ekonomi dari ekonomi yang didukung oleh bahan bakar fosil (Fossil-Based Economy) ke ekonomi yang didukung oleh bahan dan energi terbarukan harus diwujudkan. Ekonomi ke depan akan bergantung kepada bahan biomassa baik dari sisi pangan, energi, bahan kimia, dan material. Ekonomi ini dikenal dengan ekonomi berbasis biomassa atau Bio-based Economy

Kemajuan Indonesia saat ini dicapai berkat bahan bakar fosil dan mineral. Jadi ekonomi Indonesia bagian dari Fossil-Based Economy. Daya dukung bahan bakar Indonesia saat ini sudah menurun drastis. Maka dari itu, Indonesia harus dari sekarang membangun jalan transisi ekonomi dari Fossil-Based Economy ke Bio-based Economy

Untuk memahami beban ekonomi Indonesia ke depan tahun 2017 ke tahun 2050, potret belanja dan pendapatan Indonesia terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar analisa dan prediksi. Ini perlu diingat bahwa belanja dan pendapatan Indonesia terdahulu didukung penuh oleh bahan bakar fosil dan mineral. Prediksi belanja dan pendapatan ke depan berbasiskan daya dukung bahan bakar fosil. Di masa depan daya dukung ini akan menghilang. Beban angka yang diprediksi itu akan dipenuhi oleh sumber daya biomassa dan terbarukan. Maka dari itu, kondisi seperti ini yang diketahui dari awal akan memberikan  data penting dalam merencanakan ekonomi Indonesia di masa depan yang didukung oleh bahan biomassa dan energi terbarukan.

Gerakan  kehidupan Indonesia dan beban ekonomi Indonesia dapat tergambarkan  oleh besar kecilnya  APBN. APBN memuat  besarnya pendapatan (P) dan besarnya belanja (B) Indonesia secara keseluruhan. Belanja mengindikasikan pola konsumsi,  pola pembangunan dan pola kesejahteraan. Pendapatan menunjukkan tingkat kemampuan ekonomi dalam menghasilkan nilai lebih. Unsur terbesar dari pendapatan adalah penerimaan dari pajak. Pajak menggambarkan langsung nilai ekonomi dari kegiatan ekonomi Indonesia. 


Konstruksi Pola ABPN 1970-2016

Pola belanja dan pendapatan Indonesia dari tahun 1970 sampai tahun 2016 ditunjukkan oleh Gambar 1. Gambar ini dikonstruksikan berdasarkan data APBN, APBN-P, dan data realisasi pajak yang dikeluarkan BPS, [1]-[5].  Pola yang terjadi dari tahun ke tahun adalah pola perkembangan APBN tahap pertumbuhan landai, tansidi dan tajam. Pertumbuhan landau  terjadi dari tahun 1970 ke tahun 1997 seperti yang ditunjukkan Gambar 1. Pola pertumbuhan transisi dari landai ke tajam terwujud dari tahun 1998 ke tahun 2004. Pola pertumbuhan tajam dimulai tahun 2015 sampai sekarang 2016. 


Gambar 1 Pola pertumbuhan APBN Indonesia tahun 1970 - 2016

 
Pendapatan Indonesia juga tumbuh tajam pada kurun waktu setelah tahun 2005 ini. Walaupun demikian, belanja Indonesia selalu lebih besar dari pendapatan pada pertumbuhan tajam ini. Ini berarti Indonesia selalu mengalami defisit pada pertumbuhan tajam ini. Defisit Indonesia membesar dari tahun ke tahun seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2. 

 Gambar 2 Pergerakan defisit Indonesia dari tahun 2008 sampai 2016.


Pertumbuhan fasa tajam ini berhubungan dengan perkembangan ekonomi Indonesia. Dukungan industri adalah salah satu kontributor utama dalam perkembangan ekonomi. Industri berkembang dengan baik karena dukungan insfrastruktur seperti listrik, jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dan lain-lain. Salah satu infrastruktur adalah infrastruktur listrik. Infranstruktur listrik tersedia karena bahan bakar fosil yang tersedia dengan harga yang kompetitif.  Industri minyak,  gas bumi, mineral dan petrokimia masih menjadi andalan ekonomi pada fasa tajam ini. 

Penyumbang terbesar pendapatan Indonesia adalah penerimaan pajak. Penerimaan pajak mengisi 70 – 75 % pendapatan negara pada tahun 2008 ke tahun 2015.  Pajak ini dihasilkan dari kegiatan perekonomian individu, perusahaan swasta dan perusahaan negara.





Prediksi dan Analisa Pola APBN 2017-2050 

Penaksiran belanja dan pendapatan Indonesia untuk tahun-tahun setelah ini sangat penting dilakukan. Penaksiran ini dapat dilakukan dengan data-data belanja dan pendapatan Indonesia pada fasa tajam pada Gambar 1 di atas.  Laju pertumbuhan belanja dan pendapatan belanja untuk masa depan dapat diperkirakan dengan berbagai pendekatan. 

Pendekatan pertama adalah pendekatan ekstensi pertumbuhan pada fasa tajam untuk tahun taksiran dari 2017 sampai tahun 2050. Pendekatan ini bersifat optimis. Hasil taksiran ini ditunjukkan oleh Gambar 3. APBN Indonesia tahun 2017 memiliki belanja sebesar Rp. 2297,3 T, pendapatan sebesar Rp. 2007,1 T dan defisit sebesar Rp. 290,2 T. APBN Indonesia tahun 2050 diperkirakan dengan belanja sebesar Rp. 7805 T, pendapatan sebesar Rp. 6809.9 T.  

Gambar 3 Prediksi belanja dan pendapatan Indonesia untuk rentang waktu 2017-2050 dengan metoda ekstensi pertumbuhan fasa tajam 2004-2016.


Dengan taksiran belanja dan pendapatan Indonesia pada Gambar 3 di atas, Indonesia harus mempersiapkan diri dari sekarang dalam hal strategi dan kebijakan pencapaiannya dalam jangka panjang yang sistematis. Beberapa pertanyaan dalam hal ini, apakah daya dukung Indonesia sekarang masih pada tahap yang bisa dikembangkan atau sudah berada pada tahap yang optimal?. Strategi dan kebijakan disusun berdasarkan hasil kajian kondisi daya dukung Indonesia saat ini. 

Pendekatan-pendekatan yang lain adalah pendekatan yang tidak optimis. Pertumbuhan APBN fasa tajam tahun 2005-2016 mungkin sulit dilanjutkan ke tahun-tahun berikutnya. Perkiraan APBN untuk tahun 2017 – 2050 dengan pendekatan pelambatan di banding fasa tajam 2005-2016 ditunjukkan oleh Gambar 4. Bila pertumbuhan APBN untuk tahun 2017-2050 untuk pendekatan yang tidak optimis ini diperkirakan hanya 50 % dari laju pertumbuhan APBN Fasa 2005-2016, prediksi belanja dan pendapatan negara tahun 2017-2050 ditunjukkan dalam Gambar 4. 


Gambar 3 Perbandingan prediksi APBN Indonesia untuk rentang waktu 2017-2050 metoda ekstensi pertumbuhan fasa tajam 2005-2016 dengan dengan prediksi APBN 2017-2050 yang menggunakan metoda pertumbuhan berbasiskkan 50 % fasa 2005-2016
 
Perbandingan prediksi APBN 2017-2050 dengan metoda ekstensi standar kemajuan kehidupan 2005-2016 dengan ABPN 2017-2050 dengan standar kemajuan 50 % dari 2005-2016 memiliki pengertian bahwa ada penurunan laju pertumbuhan yang berakibat penurunan laju peningkatan kualitas hidup. Persiapan-persiapan apa saja yang harus dirancang dan deprogram atau perubahan masa depan seperti perkiraan di atas harus sudah dilakukan oleh pemimpin negara ini secara berkesinambungan. 

Tahap pertumbuhan fasa tajam 2005-2016 termasuk dalam era ekonomi berbasiskan bahan bakar fosil. Dukungan bahan bakar fosil di era 2017-2050 akan menurun terus. Pengganti dukungan ini akan beralih kepada bahan bakar terbarukan dengan komponen bahan bakar biomassa yang besar. Perekonomian Indonesia tahun 2017-2050 akan diisi oleh ekonomi berbasiskan biomassa (Bio-based Economy).

Strategi dan Kebijakan Dini Bio-based Economy  Tahun 2017-2050

Karakteristik Bio-based Economy sangat berbeda dengan Fossil-Based Economy. Laju pertumbuhan Bio-based Economy tidak secepat laju pertumbuhan Fossil-Based Economy. Maka dari itu, pengkultivasian sumber pendapatan negara berbasiskan Bio-based Economy sudah harus dimulai dari sekarang dengan perencanaan dan implementasi yang sangat akurat dan sismatis. 

Laju pertumbuhan APBN 2017-2050 diperkirakan lebih lambat dibandingkan dengan fasa 2005-2016. Bio-based Economy akan diisi oleh produk-produk industri berbahan bakau biomassa dengan dukungan yang sangat minimal dari bahan bakar fosil. Maka dari itu, Indonesia harus bersiap, berencana dan berbuat untuk melalui tahap-tahap kehidupan dengan ekonomi berbasis biomassa ini. Kenyamanan hidup yang diberikan oleh ekonomi berbasiskan bahan bakar fosil harus dimigrasikan ke kenyamanan hidup yang diberikan ekonomi berbasiskan biomassa (Bio-based Economy). 



Daftar Pustaka


[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia_Tahun_Anggaran_2013

[2]   https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia_Tahun_Anggaran_2014

[3]   https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia_Tahun_Anggaran_2015

[4]   https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia

[5]   https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1286
 


No comments:

Post a Comment