Sunday, November 6, 2016

Bisakah Semen Diproduksi Tanpa Ada Energy Fosil, Gas Alam, Minyak Bumi atau Batubara?


Bisakah semen diproduksi tanpa ada energy fosil gas alam, minyak bumi atau batubara?




Yazid Bindar
Teknik Kimia, Teknik Pangan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi, FTI, ITB
yazid@che.itb.ac.id dan http://yazid-bindar.blogspot.co.id




Semen adalah sebuah material infrastruktur yang sudah membawa kehidupan dunia pada kenyamanan tinggi. Jembatan, jalan tol, gedung-gedung tinggi, rumah-rumah, pabrik-pabrik dan lainnya berkembang dengan pesat karena material semen ini. Silakan setiap orang membayangkan seperti apa fasilitas infrastruktur tanpa semen ini. Sepertinya, semen adalah bahan material infrastruktur yang belum dapat tergantikan oleh yang lain.

Bahan baku batu kapur pertama dari semen adalah batu kapur (CaCO3) untuk pemasok molekul dasar CaO. Bahan baku kedua adalah pasir silika untuk penyedia bahan dasar SiO2. Bahan baku ketiga adalah tanah liat yang dibentuk oleh senyawa Al2O3 dan SiO2. Bahan baku keempat adalah pasir besi sebagai penyedia senyawa Fe2O3. 

Semua kandungan air dibuang dengan cara pemanasan. Setiap bahan baku dihaluskan dengan mesin penggiling. Semua bahan baku dicampurkan satu sama lain. Bahan baku campuran dipanaskan untuk pembuangan kandungan air. Pemanasan lanjut pada temperatur tinggi akan merubah CaCO3 menjadi CaO dan menghilangkan kandungan air kristal.

Pemanasan pada temperatur yang tinggi (lebih 1500 oC) akan melelehkan semua baku membentuk reaksi kimia lelehan dalam sebuah kiln semen. Pelelehan ini memerlukan energi pemanasan yang sangat besar. Lelehan ini kembali ke bentuk padat. Produk padat ini disebut sebagai clinker. Saat sekarang, energi ini dipasok oleh pembakaran batubara. Dulu, energinya dipasok dalam pembakaran minyak bumi.

Semen dibutuhkan dalam jumlah besar. Maka energi termal yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Sekarang, satu-satu sumber energi termal yang ekonomis adalah energi termal dari pembakaran batubara. Belum ada pengganti yang sepadan dan ekonomis untuk energi termal semen selain batubara. Pertanyaan yang penting disini adalah bagaimana 30 tahun mendatang dalam produksi semen bilamana energi fosil batubara ini habis atau sangat mahal karena suplai terbatas. Pertanyaan ini harus dijawab dari sekarang oleh para ilmuwan dari praktisi.

Pemimpin harus memahami dari sekarang untuk masa depan anak cucunya terhadap pemenuhan kebutuhan semen ketika batubara sudah tidak cukup atau bahkan habis. Bagaimana kalau semen itu tidak ada?. Apakah infrastruktur fisik untuk kehidupan dapat diadakan tanpa semen?

No comments:

Post a Comment