Sunday, December 25, 2016

Implementasi Kesadaran Kelangkaan Minyak Bumi di Masa Depan: Perbandingan Pola Konsumsi Minyak Bumi Polandia dan Denmark

Yazid Bindar
Teknik Kimia, Teknik Pangan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi, FTI, ITB yazid@che.itb.ac.id dan http://yazid-bindar.blogspot.co.id



Kemajuan hidup saat ini berkorelasi positif dengan kenaikan kepimilikan kendaraan bermotor. Hipotesa ini dapat dibuktikan dengan data-data yang tersedia.  Kenaikan kepemilikan kendaraan bermotor akan menyebabkan kenaikan konsumsi bahan bakar minyak bumi. Bahan bakar minyak bumi yang ada sekarang ini untuk transportasi diproduksi dari oleh kilang minyak bumi mentah. Walaupun kesadaran bahwa minyak bumi itu akan habis sudah dipahami banyak orang tetapi tetap saja konsumsi bahan bakar minyak naik terus. Kesadaran minyak bumi habis haruslah diterjemahkan dalam kehidupan untuk tidak menggunakan kenderaan bermotor pribadi. Bila ini dilakukan maka konsumsi bahan bakar minyak dapat ditekan dari waktu ke waktu. Kesadaran yang tidak diterjemahkan dalam kehidupan dapat dibaca dari penggunaan bahan bakar minyak dari waktu ke waktu yang naik terus. 

Data profil produksi dan konsumsi minyak bumi dari negara Polandia dan negara Denmark yang diberikan pada gambar di bawah menunjukkan ada atau tidaknya  pengimplentasian kesadaran penggunaan bahan bakar minyak.  Konsumsi minyak Polandia sejak tahun 1965 sampai sekarang naik terus. Ini berarti bahwa kesadaran yang diimplentasikan untuk penurunan konsumsi minyak di Polandia belum diimplentasikan dalam bentuk program nyata. 

Ini berbeda dengan negara Denmark. Konsumsi minyak Denmark dari tahun 1965 sampai 1972 naik terus ke 0,366 juta Barrel/hari. Denmark sejak tahun 1972 mulai memproduksi minyak bumi. Produksi minyak bumi Denmark tahun 1972 hanya 2000 Barrel/hari.  Produksi ini menaik terus sampai tahun 2005 dengan jumlah 0,39 juta Barrel/hari.  Penggunaan minyak bumi dalam kehidupan di Denmark sejak tahun 1972 mengalami penurunan yang drastis. Ini sebuah fakta yang menarik dimana sejak tahun 1972 jugalah Denmark memproduksi minyak bumi sendiri. Fakta yang cukup mencengangkan adalah konsumsi minyak bumi Denmark pada tahun 2015 hanya 150 ribu Barrel/hari yang lebih kecil dari konsumsinya pada tahun 1965. Apakah yang sudah dilakukan oleh Denmark?. Ini perlu penelahaan lebih mendalam tentang apa-apa yang sudah diimplementasikan oleh Denmark dalam penggunaan bahan bakar minyak fosil di kehidupan keseharian mereka. Fakta  ini ditunjukkan oleh profil  konsumsi minyak bumi di kedua negara di atas pada Gambar di bawah. 

Gambar 1 Perbandingan pola konsumsi minyak bumi antara Polandia dan Denmark



 

Monday, December 5, 2016

Permulaan Teknologi Produksi Besi Tahun 1840 – 1880an

Yazid Bindar
Teknik Kimia, Teknik Pangan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi, FTI, ITB yazid@che.itb.ac.id dan http://yazid-bindar.blogspot.co.id


Besi dan baja adalah material infrastruktur yang sangat penting dalam kemajuan hidup dunia yang telah berubah secara drastis. Tanpa baja tidak akan ada mesin-mesin mobil, tidak akan ada mesin-mesin kapal, tidak akan ada mesin-mesin kereta api, tidak akan ada jalan kereta api, tidak akan ada mesin-mesin industri, tidak akan ada jembatan dan lain-lainnya. 

Baja adalah  paduan yang terdiri dari antara 0,2% sampai  2 %karbon  dengan besi.  Besi sendiri dibuat dalam sebuah tungku reduksi.  Produksi besi kecil-kecilan sudah dimulai di Amerika Serikat tahun 1840, di Inggris tahun 1840, di Jerman tahun 1859, di Perancis dan Rusia tahun 1870, [12]. 

Sebuah tungku reduksi pembuatan besi (pig iron) dibangun di Oregon Amerika Serikat tahun 1866 dengan bahan baku biji besi Limonite [13]. Tungku ini memiliki diameter 2,896 m dan  tinggi 4,877 m yang terbuat dari batu. 

Udara dihembuskan ke dalam tungku dengan menggunakan mesin penghembus yang terbuat dari kayu. Penggerak mesin penghembus ini adalah tenaga air terjun.  Mesin penghembus ini terdiri dari sebuah selinder piston berdiameter 1,524 m dan panjang stroke 1,829 m,[13] . 

Kapasitas produksi tungku ini adalah 8 ton/hari.  Bahan pereduksi biji besi adalah charcoal atau arang kayu.  Bahan lainnya yang berfungsi untuk fluk adalah batu kapur. Biaya produksinya pada saat itu adalah US$29 per ton besi produk.  Biaya pabrik besi ini pada saat itu adalah $US 129000, [13] . Ilustrasi tunggku ini ditunjukkan oleh Gambar 1.


Gambar 1 Ilustrasi pabrik besi tahun 1840-an, [14]

Daftar Rujukan
[14] http://www.oldindustry.org/iron.html